Cara Memilah Sampah Organik Dan Anorganik

Cara Memilah Sampah Organik Dan Anorganik – 11 Februari 2021 11:06 11 Februari 2021 11:06 Diperbarui: 11 Februari 2021 16:03 1892 1 0

Wonotri, Semarang Selatan (11/2/2021). Sampah seringkali menjadi wabah di kawasan pemukiman. Pengelolaan sampah yang tidak tepat dapat menimbulkan berbagai permasalahan lingkungan seperti bau tidak sedap dan banjir. Untuk mengatasi masalah sampah, pemerintah menyediakan tempat pembuangan sampah. Namun, tidak semua orang memiliki pengetahuan untuk memperbaiki kerusakan tersebut. Oleh karena itu, sampah menjadi tercampur dan berbau busuk. Oleh karena itu, untuk mengurangi dampak sampah yang tidak dikelola, diperlukan pendidikan untuk mengelola sampah secara efektif. 

Cara Memilah Sampah Organik Dan Anorganik

Cara Memilah Sampah Organik Dan Anorganik

Pemilahan sampah adalah proses mengelompokkan dan memisahkan sampah menurut jenis, ukuran atau lingkungannya. Metode pemilahan sampah sangat penting untuk menghindari dampak negatif sampah yang tidak dikelola. Saat ini pemerintah telah mengklasifikasikan sampah menjadi lima kategori yaitu sampah, limbah, limbah B3 (beracun dan berbahaya), limbah kertas, dan limbah sisa. Tempat sampah diberi kode warna untuk memudahkan pengelompokan sampah berdasarkan jenisnya. 

7 Cara Mengelola Sampah Agar Bermanfaat Dan Bernilai Ekonomis

Pada tanggal 24 Januari 2021 bertempat di RT.03 RW.02, rumah Kepala Desa Wonodri, mahasiswa KKN Kelompok 1 mengadakan program tahun 2021 di Universitas Diponegoro (UNDIP). Program tersebut berupa pelatihan cara memilah sampah dan memanfaatkan bank sampah yang dapat meningkatkan pendapatan. Penelitian telah dilakukan karena kawasan pemukiman dekat pasar dan tempat pembuangan sampah umum (TPU) sering mengeluarkan bau tidak sedap dan mencemari lingkungan.

Pelatihan ini diikuti oleh ibu-ibu pengawas PKK RT.03 RW.02 Desa Wonodri. Melalui proses ini, kami berharap masyarakat dapat memilah sampah untuk mengurangi dampak negatif sampah. Sebab masih banyak masyarakat yang membuang sampah tidak sesuai dengan tempat sampah yang telah disediakan. Minimnya informasi mengenai bank sampah menyebabkan semakin banyak sampah yang dibuang dan menambah sampah. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan di Desa Buana Jaya, Kabupaten Kudai Kartanegara, guna mengurangi jumlah sampah dan dampaknya terhadap lingkungan dan kotoran manusia. , merupakan salah satu desa dengan permasalahan terbesar terkait sampah. Sampah organik dan sampah non-biodegradable merupakan dua jenis sampah yang banyak ditemukan di desa ini. Sampah organik meliputi sisa makanan, sayuran, dan sampah lainnya, sedangkan sampah anorganik meliputi plastik, kaca, logam, dan bahan kimia.

Artikel ini akan membahas secara mendalam permasalahan sampah di desa dan sampah non-organik di desa serta memberikan cara mengatasi sampah tersebut agar desa bersih dan sehat. Mereka percaya bahwa dampak negatif terhadap lingkungan dan kesehatan manusia dapat diminimalkan dengan menerapkan praktik pengelolaan limbah yang tepat.

Sampah organik dan sampah organik merupakan dua jenis sampah yang memiliki karakteristik dan permasalahan berbeda. Sampah organik mudah terurai dan diubah menjadi kompos yang bermanfaat. Di sisi lain, sampah non-organik khususnya plastik sulit terurai dan dapat mencemari lingkungan jika tidak dikelola dengan baik.

Belajar Pemilahan Sampah Pada Anak Sejak Usia Dini Halaman 1

Di pedesaan, sampah organik biasanya berasal dari rumah tangga, pasar tradisional, dan peternakan. Membuang makanan, dedaunan, dan bangkai serangga merupakan contoh sampah yang banyak ditemukan di pedesaan. Sedangkan sampah non-organik seperti plastik, kaca dan logam sebagian besar berasal dari produk plastik yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari dan industri.

Permasalahan sampah organik dan non-organik di pedesaan disebabkan oleh berbagai faktor. Pertama, pertumbuhan penduduk di suatu desa meningkatkan jumlah sampah. Desa-desa yang tadinya hanya memiliki sedikit sampah kini memiliki semakin banyak sampah yang harus ditangani.

Kedua, kesadaran dan kurangnya kesadaran akan pentingnya pengelolaan sampah menjadi penyebab permasalahan sampah di desa. Banyak masyarakat yang masih membuang sampah sembarangan, tanpa memilih kategori sampah organik atau non-organik.

Cara Memilah Sampah Organik Dan Anorganik

Sampah organik dan non-organik yang tidak dikelola dengan baik dapat membahayakan lingkungan dan kesehatan manusia. Pertama, ketika sampah terurai maka akan melepaskan gas metana, gas rumah kaca yang berkontribusi terhadap perubahan iklim. Gas metana ini meningkatkan suhu udara sekitar dan dapat menyebabkan perubahan iklim yang parah.

Mengapa Kita Sulit Memilah Sampah?

Saat ini sampah non-plastik mencemari tanah dan air dengan bahan-bahan berbahaya. Plastik yang terurai menjadi mikroplastik masuk ke dalam rantai makanan dan menimbulkan dampak negatif bagi makhluk hidup, termasuk manusia. Mikroplastik juga dapat mencemari air yang digunakan sebagai sumber air minum oleh masyarakat sehingga berdampak pada kesehatan masyarakat yang meminumnya.

Mengelola sampah organik dan non-organik di pedesaan bukanlah perkara mudah. Namun, dengan mengenal masyarakat dan menerapkan praktik pengelolaan yang baik, masyarakat dapat menjadi lebih bersih dan sehat. Berikut beberapa cara praktis menangani sampah di desa.

Edukasi dan kesadaran masyarakat merupakan langkah awal yang harus dilakukan dalam pengelolaan sampah perkotaan. Melalui perencanaan dan kampanye strategis, masyarakat dapat disadarkan akan pentingnya memisahkan sampah organik dan non-organik serta cara mengelolanya. Mereka percaya bahwa dengan meningkatkan kesadaran, masyarakat dapat mengubah perilakunya dalam mengelola sampah sehari-hari.

Fasilitas pembuangan sampah organik dan non-organik yang terpisah sangat penting untuk pengelolaan sampah yang baik. Dengan memiliki tempat sampah tersendiri, proses pengelolaan selanjutnya dapat dilakukan dengan mudah. Selain itu, pastikan semua jenis tempat pembuangan sampah memiliki penutup yang kuat dan aman untuk mencegah bau dan hewan menyebarkan sampah tersebut.

Aksi Mahasiswa Kkn Di Desa Krikilan Membuat Ibu-ibu Pkk Cinta Lingkungan Dengan Memilah Sampah Organik Dan Anorganik

Pemanfaatan teknologi pengelolaan sampah di pedesaan bisa menjadi solusi yang bagus. Salah satu teknologi yang dapat digunakan adalah pengomposan. Mesin pengomposan memungkinkan sampah organik diubah menjadi kompos dalam waktu singkat. Dengan menggunakan mesin pengomposan, pengolahan sampah organik menjadi lebih efisien dan mengurangi penggunaan tempat pembuangan sampah.

Berkolaborasi dengan pihak ketiga seperti perusahaan daur ulang atau bank sampah untuk membantu masyarakat mengelola sampah. Pihak ketiga ini dapat membantu mengumpulkan dan mengolah sampah non-organik seperti plastik, logam, dan kertas. Melalui kemitraan ini, masyarakat dapat memperoleh penghasilan tambahan dengan menjual sampah daur ulang.

Permasalahan sampah organik dan non-organik di pedesaan harus segera diatasi. Dengan kesadaran dan tindakan yang tepat, masyarakat di Indonesia dapat memiliki lingkungan yang bersih dan sehat. Melalui pendidikan, pembuatan tempat pembuangan sampah tersendiri, pemanfaatan teknologi dan kerjasama dengan pihak lain, pengelolaan sampah di pedesaan dapat efektif dan berkelanjutan. Mari ikut menjaga desa tetap bersih dan rapi! Akibat ditutupnya Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Pyungan, sampah sudah berhari-hari menumpuk di Tempat Penyimpanan Sementara (TPS) di Kota Yogyakarta. Di Yogyakarta, permasalahan sampah semakin parah karena jumlah TPA di Pyungan diperkirakan hingga pertengahan tahun 2023, sehingga pengelolaan sampah mengharuskan seluruh wilayah menjadi penghasil sampah.

Cara Memilah Sampah Organik Dan Anorganik

Berdasarkan hal tersebut, Pemerintah Kota Yogyakarta meminta masyarakat mulai menggerakkan zero waste mulai Januari 2023. Zero sampah anorganik berjalan. Lalu apa yang bisa dilakukan masyarakat untuk mendukung gerakan Zero Mineral Waste? Hal itu dibenarkan Tim Khusus YK kepada Dinas Lingkungan Hidup Kota Yogyakarta.

Kampanye Pemilahan Sampah Sesuai Jenisnya

“Tentu kalau bicara sampah, itu jadi masalah kita semua. “Dalam undang-undang disebutkan bahwa warga atau masyarakat bertanggung jawab mengelola sampahnya sendiri,” kata Direktur Dinas Lingkungan Hidup Kota Yogyakarta Sukeng Dharmando usai pertemuan, Selasa (20/12/2022).

SE Walikota Yogyakarta tentang Gerakan Nol Sampah Organik ditetapkan dengan Peraturan Daerah Kota Yogyakarta (PERDA) tentang Pengelolaan Sampah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kota Yogyakarta (PERDA) No. 10 Tahun 2012 dan Peraturan Daerah Kota Yogyakarta No. 1 Tahun 2022 yang mengatur hal tersebut. pemerintah daerah dan dunia usaha. Bertanggung jawab atas pengelolaan limbah yang dihasilkan dari operasional sehari-hari.

Sukeng mengatakan, saat ini dihasilkan 360 ton sampah di Kota Yogyakarta setiap harinya. Dari jumlah tersebut, sekitar 2 persen dikumpulkan oleh bank sampah dan 29 persen oleh pekebun/pengemudi truk, sehingga total sampah yang dikumpulkan di TPA Pyungan sekitar 260 ton per hari. Sampah tersebut terdiri dari sekitar 55 persen sampah organik dan 45 persen sampah organik.

Menurutnya, urgensi gerakan Zero Mineral Waste bermanfaat bagi kita semua. Pemerintah Kota Yogyakarta memandang perlu atau perlu adanya pengendalian agar limbah mineral tersebut berakhir menjadi sampah. Mengingat Kota Yogyakarta tidak memiliki tempat pembuangan sampah. Saat ini, terdapat hektar di Pyungan Bandul yang telah digunakan sebagai transfer center dan memiliki umur teknis hingga April 2023.

Apa Itu Sampah? Ketahui Jenis, Cara Menanggulangi, Dan Manfaatnya

“Karena kita semua mendukung DPA Pyungan agar teknisnya bisa diperpanjang. Jadi gerakan ini harus kita semua lakukan. Termasuk yang ada di rumah, gerobak, pedagang kaki lima, pemerhati lingkungan dan semua yang ada di kantor,” ujarnya.

Sejalan dengan Gerakan Nol Sampah Mineral SE, pengelolaan sampah meliputi pengurangan dan pengelolaan sampah. Mengurangi sampah dengan mengelola timbulan sampah, mendaur ulang dan mendaur ulang sampah. Sampah dikelola dengan cara memilah, mengumpulkan, dan mendistribusikan.

Adapun SE zero waste, setiap rumah tangga harus memilah sampah organik dan non-organik. Limbah mineral hasil pengolahan diprioritaskan untuk diangkut ke tempat pembuangan sampah di setiap komunitas. Truk sampah membawa sampah ke pemulung. Pewarna jangka pendek hanya akan sia-sia. Pembuangan limbah mineral di tempat pembuangan akhir/tempat pembuangan limbah sementara dilarang.

Cara Memilah Sampah Organik Dan Anorganik

“Ujian itu penting. Pilah mana yang organik dan mana yang tidak. Jika ingin lebih hati-hati, limbah garam bisa dihilangkan dari berbagai jenis limbah garam. Misalnya dari plastik, kertas, kain, dan sebagainya, kata Sukheng.

Yuk Mulai Dari Hal Kecil, Begini Cara Memilah Sampah Di Rumah

Sampah organik mudah untuk diisi, misalnya sisa makanan, sisa sayuran, sampah dapur, dan tanaman. Saat ini limbah mineral dapat dengan mudah diurai, didaur ulang, dan digunakan kembali, misalnya kertas, kaleng, kaca, karton, logam.

Artikel Terkait

Leave a Comment